Di pelosok Lebak, Banten, tepatnya di Kampung Pasung, Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari, berdiri Pondok Pesantren Baitussa’adah yang telah menjadi tempat belajar dan beribadah bagi 45 santri serta masyarakat sekitar yang terdiri dari 100 kepala keluarga. Namun, di balik semangat mereka dalam menuntut ilmu dan beribadah, ada tantangan besar yang mereka hadapi setiap hari: kesulitan air bersih

Sejak berdiri 7 tahun lalu, pesantren ini hanya mengandalkan sumur timba yang airnya sering kering saat kemarau. Santri dan warga sekitar harus berjuang mendapatkan air, bahkan terkadang harus berjalan jauh untuk mencarinya Air bersih bukan lagi kebutuhan, tapi perjuangan.

Bersama Pakem Peduli, kita dapat menghadirkan sumur bor ke-3 dalam Program 100 Sumur Bor untuk Negeri, khusus untuk Ponpes Baitussa’adah. Dengan sumur bor ini, kita bisa memberikan akses air bersih yang layak bagi santri dan warga sekitar, membantu mereka menjalani aktivitas harian dengan lebih mudah dan sehat.

Melalui program 100 Sumur Bor Pakem Peduli, kita bisa menghadirkan solusi. Sumur bor ke-3 ini bukan sekadar sumber air, tetapi juga harapan bagi santri untuk menjalani hari-hari dengan lebih baik—menuntut ilmu tanpa dihantui kekhawatiran akan air.

Mari bersama kita bantu wujudkan sumur bor untuk mereka. Sedikit dari kita, berarti besar bagi mereka.

Serang, 8 Februari 2025 – Kebahagiaan tak bisa disembunyikan dari wajah para santri Pesantren Al Husfa, Desa Jawilan, Kecamatan Jawilan, Serang, Banten, ketika tim Pakem Peduli hadir. Pada tanggal 8 Februari 2025, Pesantren Al Husfa menjadi salah satu penerima manfaat dari Program 100 Sumur Bor Tahap 2 Pakem Peduli, yang bertujuan menyediakan akses air bersih bagi masyarakat dan lembaga pendidikan yang membutuhkan.

Kedatangan tim Pakem Peduli dan tim pengeboran disambut hangat oleh para santri dan pengasuh pondok pesantren. Suasana penuh semangat dan gotong royong mewarnai proses pengeboran. Para santri dengan antusias membantu menyiapkan peralatan pengeboran, berharap air bersih segera mengalir untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Setelah melalui proses yang panjang, mata air yang dinanti akhirnya muncul dari dalam tanah. Sorak syukur pun pecah. Air ini bukan hanya setetes harapan, melainkan jawaban atas doa panjang mereka.

Di tengah momen penuh haru itu, Pakem Peduli juga menyerahkan bantuan berupa beras dan Al-Qur’an untuk para santri. Penyerahan simbolis dilakukan langsung oleh Ketua Yayasan Pakem Bumi Indonesia, Bapak Wahyu Purwanto. Bantuan ini diharapkan bisa menjadi penopang kebutuhan hidup dan semangat belajar para santri.

“Terima kasih kepada para donatur yang telah berbagi rezeki dan kebaikan kepada kami. Air ini akan sangat berarti bagi kehidupan sehari-hari kami,” ungkap salah satu santri dengan mata berbinar.

Program 100 Sumur Bor Tahap 2 ini merupakan bukti nyata bahwa bantuan kecil dari para donatur dapat mengubah hidup banyak orang. Setiap tetes air yang mengalir dari sumur ini akan menjadi saksi kebaikan Anda. Semoga langkah mulia ini terus berlanjut, menebarkan manfaat bagi lebih banyak jiwa yang membutuhkan.

Bagi para donatur, harapan mereka kini telah menjadi kenyataan. Bantuan Anda bukan sekadar materi, tetapi tanda cinta yang menghadirkan kehidupan baru di setiap sudut yang membutuhkan. Terima kasih telah menjadi bagian dari harapan ini.